Selasa, 17 Mei 2016

Inilah Tampang Keren Aplikasi Sosial Media Baru, Steller Namanya

Belakangan, linimasa Facebook dan Instagram di Indonesia ramai dibanjiri konten dari media sosial Steller. Netizen berbondong-bondong memamerkan kisah perjalanan, kuliner, fashion, dan hal-hal keseharian lainnya. Banyak yang kemudian bertanya, "Apa itu Steller?"

Steller merupakan singkatan dari storyteller alias penutur cerita atau pendongeng. Steller menyediakan semua elemen untuk bercerita, meliputi teks, foto, dan video.

Dari namanya, Steller seyogianya mampu memenuhi hasrat netizen untuk bercerita di ranah maya, khususnya lewat jalur mobile.

app_steller

Lalu, apa yang membuat Steller begitu spesial? Menghadirkan semua jenis konten tentu bukan hal baru di industri media sosial. Kita lebih dulu mengenal Facebook yang juga mengakomodasi kemampuan tersebut. Bahkan, kini Facebook bisa dibilang lebih lengkap dengan adanya akses ke foto dan video 360 derajat.

Path tak jauh beda dari Facebook. Media sosial bernuansa merah itu paling laku di Indonesia karena dianggap sesuai dengan karakter netizen Tanah Air.

Ada pula Instagram, Snapchat, dan Twitter, yang cukup signifikan menyita waktu netizen. Masing-masing juga menyediakan konten teks, foto, dan video.

Meski begitu, esensi Steller sejatinya tak hanya berkutat pada kelengkapan elemen komunikasinya. Pencetus tanda pagar (#) #StellerID, Dita Wistarini, memaparkan opininya tentang media sosial tersebut.

Ia mengindikasikan Steller sebagai media sosial yang cocok untuk semua karakter pengguna media sosial, baik anak Twitter, anak Path, anak blog, anak Instagram, hingga anak YouTube.

Sebagai tambahan bagi kamu penggguna aplikasi blackberry messenger mungkin mencari dp bbm entah itu dp bbm lucu kemudian dp bbm terbaru ataupun dp bbm bergerak dan juga gambar kata kata yang menjadi trend saat ini.

"Mau dipakai buat bercerita bisa. Mau dipakai buat showcasing skill sambil bercerita bisa. Buat tutorial juga oke," kata dia, sebagaimana tertera pada akun Steller pribadinya.

Poin paling utama adalah prinsip "sama rata sama rasa" yang kental pada platform tersebut. Saat bercerita, pengguna bukan cuma boleh menggunakan teks, foto, dan video, tetapi "wajib" menggabungkan semuanya secara adil.

Tak ada format konten yang jadi anak emas dan anak tiri. Tak ada yang utama dan yang melengkapi. Sebab, esensi Steller adalah kesatuan dan keutuhan cerita. Teks, foto, dan video berkedudukan sama dan saling membutuhkan satu sama lain untuk membentuk alur kisah yang runut.

Beda halnya dengan Instagram, Twitter, ataupun Snapchat. Instagram cenderung disesaki orang-orang yang gemar berekspresi lewat foto, sedangkan Twitter lebih ke teks, dan Snapchat lebih ke video.

Di Instagram, netizen mungkin bakal mengunggah beberapa foto sebagai oleh-oleh sehabis melancong ke sebuah kota. Lain halnya di Steller, di mana pengguna bisa bercerita lebih lengkap dan panjang lebar hanya dalam satu unggahan yang menggabungkan semua konten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar